-->

IKLAN

IKLAN

Lerai Siswa Berkelahi Guru SDN 2 Surulangun Ini Dipolisikan Orang Tua Siswa. Ini Kronologis Sebenarnya !

mediasinarmuratara
25 Januari 2024, 21:19 WIB Last Updated 2024-01-26T01:43:29Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 

Ilustrasi : Melerai siswa berkelahi Guru SDN 2 Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Muratara dilaporkan orang tua siswa ke polisi


 

MURATARA MSM.COM – Tak pernah dibayangkan oleh guru SDN 2 Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara insial DIS, bahwa niat baiknya untuk melerai muridnya S dan A berkelahi.

 

Malah berujung dirinya dilaporkan ke polisi oleh orang tua A. Tak sampai disitu, pemberitaan dirinya juga sudah diterbitkan oleh salah satu berita online, pada Selasa (23/1/2024) lalu.

 

Dimana dalam pemberitaan itu, dirinya disebutkan oleh orang tua A telah melakukan kekerasan dengan memberikan hukuman dengan cara memukul, hingga menyebabkan memar dan benjol.

 

Tuduhan yang disampaikan oleh orang tua A dalam pemberitaan itu, kata DIS, tidaklah tepat. Memang Dirinya mengakui memberikan hukuman, namun tidak sampai memukul seperti yang disebutkan oleh orang tua siswa tersebut.

 

“Apabila menurut orang tua wali murid, hukuman yang saya berikan tersebut adalah hal yang tidak dapat diterima, saya memohon maaf yang sebesar - besarnya” ucap DIS, pada Kamis (25/1/2024).

 

Menurut DIS, dirinya sudah berusaha datang ke rumah orang tua wali murid tersebut. Tapi belum bisa bertemu, lantaran wali murid tersebut sedang tidak ada ditempat.

 

Dirinyapun tak menyangka, akan dilaporkan oleh orang tua wali murid ke polisi. Karena sebagai seorang guru yang sudah lama mengabdi, dirinya sudah mengetahui batas – batas yang harus dijaga sebagai seorang pendidik.

 

Kronologis Kejadian

 

Dengan didampingi Kepala SDN 2 Surulangun Gunawan, DIS menceritakan kronologis kejadian perkelahian antara S dan A, yang tak lain adalah anak didiknya di kelas 3 lantaran Dia yang menjadi wali kelasnya.

 

“Ada dua orang siswa yang sama – sama duduk di kelas 3 berkelahi, sebagai wali kelasnya saya panggil kedua anak itu. Kemudian saya nasehati” ucap DIS menerangkan.  

 

Kemudian, keesokkan harinya, kedua anak tersebut kembali akan berkelahi, namun keburu ketahuan oleh dirinya. Sehingga, keduanya kembali dipanggil dan diminta saling memaafkan dan berpelukan.

 

“Nah, pada Senin (22/1/2024) keduanya kembali berkelahi. Lalu, keduanya saya panggil kedepan teman – temannya. Saat itu saya berpura – pura marah dan mendorong kepala mereka berdua seolah – olah membenturkan kepala mereka ke papan tulis” ucap DIS.

 

Karena hanya berpura – pura, kata DIS, tentu saja benturan tersebut tidak keras. Selain itu papan tulis juga bukan papan yang keras dan tebal, tapi papan yang tipis dan lentur, serta tidak juga menempel di dinding.

 

“Jadi, tidak mungkin hukuman yang saya berikan menyebabkan memar” kata DIS.

 

Senada dikatakan, Kepala SDN 2 Surulangun Gunawan. Dia mengatakan sudah berusaha mempertemukan DIS dengan orang tua wali murid A. Namun, sayangnya orang tua siswa A sedang tidak ada ditempat.

 

“Apa yang dikatakan DIS bisa dibenarkan, dengan hasil wawancara kami dengan siswa – siswi kelas 3, yang mana mereka yang menyaksikan kejadian tersebut” kata Gunawan.

 

Siswa – siswi yang ditanya, kata Gunawan, mengatakan DIS hanya membenturkan kedua temannya tersebut satu kali, dan memukul pantat dengan gagang serokan sampah dari plastik juga hanya satu kali.

 

Saat S ditanya, kata Gunawan, juga mengakui hal serupa. Namun, S mengatakan, setelah DIS keluar kelas, A membenturkan kepalanya berkali – kali sambil mengatakan, bahwa Ia tidak sakit saat dibenturkan DIS.

 

Tidak sampai disitu, untuk membuktikan kepada teman – temannya bahwa Ia tak merasa sakit saat dibenturkan, A pun memukul kepalanya sendiri menggunakan penghapus.

 

“Ini dilakukan A karena ditanya oleh teman – teman sekelasnya, apakah merasa sakit saat dibenturkan DIS ke papan tulis” kata Gunawan.

 

Sementara, rekan DIS sesama guru SDN 2 Surulangun Safriansyah menyayangkan pelaporan dari orang tua A terhadap rekannya DIS ke pihak berwajib, dan juga mengekspos pemberitaan ke media.

 

Seharusnya, kata Safriansyah, orang tua siswa menyelidiki dan mencari kebenarannya dulu, jangan langsung melapor ke polisi, sedangkan kebenarannya belum pasti.

 

“Kami guru harus bagaimana, kalau yang kami lakukan untuk memperingati dan mendidik anak – anak mereka, malah kami yang selalu disalahkan” sesalnya.

 

Jurnalis : M. Feriansyah

baca berita lainnya di google news 

 

Komentar

Tampilkan

BERITA TERBARU LAINNYA