![]() |
Bimbingan Teknis (Bimtek) Replikasi Mandiri Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) di ruang aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Muratara |
MURATARA MSM.COM – Di era perubahan global yang begitu
cepat, perpustakaan tidak lagi hanya menjadi tempat meminjam buku. Perpustakaan
harus bertransformasi menjadi pusat kegiatan masyarakat.
Perpustakaan
juga bisa menjadi ruang belajar sepanjang hayat, sekaligus menjadi motor
penggerak pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Hal
itu dikatakan Bupati Muratara H Devi Suhartoni, melalui Staf Ahli Azhar, saat
membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Replikasi Mandiri Program Transformasi
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Bimtek
Replikasi TPBIS itu, diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
(Dispursip) Kabupaten Muratara, di aula Dispursip, Selasa (3/6/2025). Bimtek
ini diikuti oleh pengelola Perpustakaan Desa, dimana perpustakaan desa nantinya dijadikan poros pembangunan
masyarakat dengan literasi.
Bimtek
Replikasi Mandiri Program TPBIS ini diselenggarakan dalam rangka HUT Kabupaten
Muratara ke-12, mengusung tema “Mewujudkan Peran Perpustakaan Desa dan
Mendukung Masyarakat dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Kualitas Hidup”.
“Transformasi
perpustakaan berbasis inklusi sosial, merupakan langkah strategis yang
memperkuat peran perpustakaan, sebagai ruang terbuka untuk semua kalangan” kata
Staf Ahli Azhar
![]() |
Bimbingan Teknis (Bimtek) Replikasi Mandiri Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) di ruang aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Muratara |
Dia
menambahkan, siapapun tanpa membedakan status ekonomi, memiliki hak yang sama
untuk belajar, berinovasi dan meningkatkan kualitas hidup di Bumi Beselang
Serundingan.
“Kami
berkomitmen untuk mendorong perpustakaan, menjadi bagian integral dari
Pembangunan daerah. Kita ingin perpustakaan menjadi tempat yang ramah, untuk
diskusi, pelatihan keterampilan, inkubasi usaha kecil, hingga pusat informasi
bagi petani, nelayan, pelaku UMKM dan pelajar” ujarnya.
Ia
menegaskan, melalui pendekatan inklusi sosial, Pemkab Muratara ingin memastikan
bahwa perpustakaan tidak hanya hadir di kota, tetapi juga menjangkau hingga ke
pelosok desa.
Kepala
Dispursip Muratara Heru Fahrudin Faiz, ST, MAP, LPM mengatakan, perpustakaan
tidak hanya sebagai tempat membaca dan meminjam buku. Namun juga sebagai tempat
masyarakat untuk berdiskusi sosial.
Program
transformasi perpustakaan, merupakan upaya untuk Pendidikan perpustakaan,
sebagai ruang terbuka, yang dapat diakses oleh semua pihak, semua kalangan,
semua latar belakang pendidikan tanpa ada perbedaan.
“Kami
sebagai pengelola perpustakaan daerah, berupaya mengusulkan bantuan
perpustakaan ke tingkat nasional, untuk memberikan bantuan keseluruh
perpustakaan desa, perpustakaan kelurahan dan perpustakaan rumah ibadah di
Kabupaten Muratara” ujarnya.
Tak
hanya sampai disitu, Dispursip Muratara juga terus mendrong perpustakaan desa,
untuk aktif dalam penyelenggaraan program berbasis kebutuhan masyarakat.
Seperti pelatihan digital, administrasi keuangan, pengelolaan pertanian modern,
yang melibatkan masyarakat.
Hal
ini, kata Kepala Dispursip Muratara, bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan perpustakaan, dan memberdayakan masyarakat melalui literasi. Untuk
itu, Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari aparatur desa dan
komunitas untuk bersama – sama mendukung transformasi perpustakaan ini.
“Mari
kita ciptakan perpustakaan inklusif, modern, dan berdaya saing tinggi, guna
mewujudkan masyarakat Musi Rawas Utara yang lebih cerdas, berbakat dan
sejahtara” tutupnya.
Jurnalis
: A.Majid
baca berita lainnya di google news