-->

IKLAN

IKLAN

ICI 2025 Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, Dirjen PPTR Sebut Penetapan LSD sebagai Upaya Konkret Menjaga Ekosistem dari Alih Fungsi Lahan

mediasinarmuratara
15 Juni 2025, 17:39 WIB Last Updated 2025-06-15T10:39:36Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (PPTR) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jonahar


 

JAKARTA MSM.COM – Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (Dirjen PPTR) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Jonahar, menyebut International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 merupakan konferensi yang mendukung visi Presiden Prabowo Subianto yang tertuang di Asta Cita, khususnya dalam mewujudkan swasembada pangan, energi, dan udara.

 

“Salah satu upaya konkret yang telah dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN adalah penetapan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD), ini penting guna menjaga keseimbangan penggunaan ruang untuk pembangunan demi ketahanan pangan dan energi nasional,” ujar Jonahar saat pembukaan Pembukaan ICI 2025 yang berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (11/06/2025).

 

Jonahar memandang ICI 2025 sebagai forum strategi yang membuka ruang kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional yang inklusif dan berketahanan. “Konferensi ini dapat menjadi wadah kolaborasi untuk bertukar gagasan dan menciptakan solusi guna mewujudkan infrastruktur pembangunan yang berdaya guna, berkelanjutan, dan tangguh terhadap berbagai risiko,” ujarnya.

 

Dalam konferensi internasional ini, lima topik utama menjadi fokus pembahasan, yaitu Kota-Kota yang Tahan Masa Depan, Menghubungkan Kepulauan, Infrastruktur untuk Livability, Resilient by Design, dan Membuka Kunci Modal. Kelima tema tersebut mewakili peran penting tata ruang dalam setiap tahap pembangunan infrastruktur.

 

Pada pembahasan Future-Proofing Cities, Jonahar menjelaskan bahwa Kementerian ATR/BPN berkomitmen mengawal pemanfaatan ruang perkotaan agar tetap sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), termasuk melakukan penertiban pembangunan yang melanggar zonasi, serta memperkuat kebijakan pengendalian ruang melalui mekanisme insentif dan disinsentif.

 

Sementara pada topik Penghubung Nusantara, Ditjen PPTR Kementerian ATR/BPN berperan memastikan tersedianya ruang untuk pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara. “Kami memastikan tidak ada tumpang tindih peruntukan ruang yang dapat menghambat konektivitas antarwilayah,” tegas Jonahar.

 

Dalam sesi Infrastruktur untuk Hunian, Kementerian ATR/BPN memastikan bahwa pengembangan kawasan organisasi, pendidikan, dan pelayanan publik tetap berada pada zona yang sesuai, guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

 

Pada topik Resilient by Design, Jonahar menyebut pengendalian alih fungsi ruang dan perlindungan kawasan lindung menjadi langkah penting dalam meminimalisir risiko bencana dan dampak perubahan iklim. “Kami juga menertibkan aktivitas yang berada di kawasan rawan bencana demi keselamatan jangka panjang,” imbuhnya.

 

Dalam Unlocking Capital, kejelasan status ruang menjadi faktor krusial untuk mendukung arus investasi. Kementerian ATR/BPN mendorong percepatan legalitas penggunaan ruang dan membuka peluang kerja sama lintas sektor, termasuk dengan pelaku usaha dan investor swasta.

 

ICI 2025 dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri, termasuk pejabat tinggi kementerian/lembaga, kepala daerah, pelaku usaha, asosiasi profesi, hingga akademisi dari perguruan tinggi. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat memperkuat arah pembangunan Indonesia yang lebih terencana, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan masa depan.


baca berita lainnya di google news 

Komentar

Tampilkan

BERITA TERBARU LAINNYA